Tuesday, April 16, 2013

ILMU KOMUNIKASI

Aubrey Fisher  membuat pernyataan bahwa fenomena komunikasi adalah fenomena yang serba ada, serba luas, dan serba makna, Dan pernyataannya itu bisa dibenarkan apabila kita melihat sejumlah konsep komunikasi yang telah berlimpah dan berubah secara mendasar dari tahun ke tahun. Dan bahkan pada pertengahan abad 20 
menjadi ajang pendefinisian bagi para ahli komunikasi, sehingga terdapat lebih dari 126 definisi yang telah diusulkan ke dalam literature.
Dari berbagai definisi yang ada, terdapat definisi yang mengambil gambaran komunikasi yang sangat abstrak dan ada juga yang terlalu spesifik, dan ada juga yang mencakup terlalu banyak situasi. Sebagai contoh, dua kosep  awal pada pertengahan abad 20  yang menampilkan perbedaan  mengenai apa itu komunikasi.
“Komunikasi adalah semua prosedur dimana pikiran seseorang dapat memengaruhi orang lain.” (w. weaver, 1949)
Komunikasi adalah suatu proses dimana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens).” (Hovland, jains & Kelley, 1953)

  1. KOMUNIKASI DALAM LINTASAN SEJARAH
Pada mulanya komunikasi hanya sekedar alat antar manusia untuk saling berhubungan. Dan pada waktu itu, komunikasi dianggap sebagai kegiatan biasa yang tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus diperhatikan, dikaji, atau distrukturkan dalam bentuk yang pasti. Pada abad ke-5 sebelum masehi, Diyunani berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia, namanya retorika berasal dari bahasa yunan retorike yang berarti berdebat, dari akar kata rekor (orang yang berpidato). Retorika berarti seni pidato dan berargumentasi yang bersifat menggugah atau seni menggunakan bahasa secara lancar untuk memengaruhi dan mengajak. Sejak abad itu, segala urusan yang berhubungan dengan gagasan, pernyataan, dan keinginan untuk menyampaikan kepada orang lain mendapatkan perhatian khusus. Banyak tokoh bermunculan yang mengkaji retorika, mulai dari mazhab filsafat Sophis, yang tokohnya Georgias dan Protagoras. Pada hal ini retorika mendapat perhatian khusus, bahkan ada beberapa pemikir yang menempatkan retorika sebagai hal penting dalam masyarakat dan pemerintah.
Komunikasi terus berkembang tidak hanya melalui lisan, pada zaman kekaisaran romawi, kaisar Julius Caesar (100-44 SM) membuat papan pengumuman yang dinamakan acta diurnal. Dimana penyampaian gagasan dari sekedar lisan menjadi tulisan. Dan hal ini terus berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak oleh Johanes Gutenberg (1400-1468), dan terbitnya surat kabar pertama (avisa relation oder zeitung) dijerman dan weekly news diinggris pada sekitar tahun 1622. Setelah surat kabar, peradaban manusia semakin berkembang dengan ditemukannya radio, film, televisi, dan sejumlah media lain seperti yang saat ini kita nikmati.
  1. KOMUNIKASI SEBAGAI ILMU
Komunikasi adalah suatu bentuk ketrampilan, dan bisa menjadi ilmu dengan persyaratan-persyaratan berikut:
  1. Objektif , ilmu harus memiliki objek kajian yang konkret, dan objek sendiri bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dan dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran.
  2. Metodis, metode tertentu yang disebut metode ilmiah yang digunakan untuk menjamin kepastian kebenaran. Ilmu ini menggunakan metode penelitian ilmu social.
  3. Sistematis, untuk mengetahui dan menjelaskan suatu objek, maka ilmu harus terurai dan terumuskan sehingga tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat.
  4. Universal, yaitu ilmu yang bersifat umum. Tidak terbatas pada pengetahuan yang khusus.
  1. MODEL KOMUNIKASI
  2. Model komunikasi linear
Komunikasi dianggap sebagai suatu fungsi linear, karena seseorang mengomunikasikan pesan-pesannya melalui saluran kepada seorang penerima, yang kemudian memberikan umpan balik kepada pengirim. Model linear ini dikembangkan oleh claude Shannon dan waren weaver (1949) atas dasar suatu model mekanis telepon.
  1. Teori peluru
Model komunikasi massa dikenal sebagai “peluru” atau “jarum suntik”, media massa dianggap sangat perkasa dengan efek yang langsung, dan segera pada khalayak. Komunikator menggunakan media massa untuk menembaki khalayak dengan pesan-pesan persuasif yang tidak dapat mereka tahan. Akan tetapi setelah perang dunia kedua, model peluru kian ditinggalkan, karena khalayak tidaklah pasif seperti peluru, akan tetapi mereka aktif dalam memilih dari isi media massa.
  1. Model komunikasi sirkuler
Komunikasi merupakan sebuah proses, orientasi pengertian komunikasi sebagai suatu proses adalah bahwa komunikasi itu proses yang kompleks, berlanjut/continue dan tidak bisa berubah dengan sendirinya. Itulah yang menyebabkan bahwa komunikasi selalu berkembang dari waktu ke waktu.
  1. JENIS-JENIS STUDI KOMUNIKASI
Dua prosedur untuk membagi studi komunikasi . salah satu prosedur tersebut adalah variasi pendekatan konseptual pada studi komunikasi. Prosedur lainnya adalah mencakup wewenang subdisipliner yang secara khusus menjelaskan bagian akademis dan asosiasi professional.
  1. PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI
  2. Perspektif mekanistis
Perspektif mekanistis menekankan pada unsur saluran fisik komunikasi, penyampaian, dan penerimaan arus pesan diantara sumber atau para penerimannya.
  1. Perspektif psikologis
Perspektif psikologis tentang komunikasi manusia memfokuskan perhatiannya pada individu (komunikator atau penafsir) baik secara teoritis maupun empiris.
  1. Perspektif interaksional
Perspektif interaksional menunjukkan pandangan komunikasi manusia yang telah berkembang secara tidak langsung dari cabang sosiologi yang dikenal sebagai interaksi simbolis.
  1. Perspektif pragmatis
Perspektif  ini didasarkan pada asumsi pokok system dan informasi. Perspektif ini merupakan aplikasi yang sesuai dari system pada komunikasi manusia dan jelas merupakan perkembangan baru yang berbeda untuk penelitian komunikasi manusia.
  1. Perspektif  lain
Diantara keempat perspektif diatas, terdapat beberapa perspektif lainnya yang dianggap kecil dan kurang menyebar, yaitu:
a)      Perspektif  ekologis
Komunikasi sebagai proses adaptasi organism kepada lingkungan.
b)      Perspektif  dramatisme
Menempatkan individu dan perilaku social dalam analogi dramatis yang menandai actor social pada “panggung” kehidupan yang sebenarnya.
c)      Aliran mcluhan atau mcluhanisme
Media massa elektronik dikategorikan sebagai perangsang citra dan pencipta citra yang subliminal.
d)      Teori atau model keseimbangan
Konsep tentang adanya perangkat kekuatan yang saling bertentangan yang menciptakan keresahan secara psikologis apabila mereka dalam suatu keadaan tidak seimbang. Untuk itu harus dikembalikan pada keadaan yang seimbang dengan prinsip maksimalisasi atau ekuilibrium (memberikan penekanan pada kebutuhan untuk menyamakan kekuatan yang saling bertentangan)

0 comments:

Post a Comment